Qarun Ditelan Bumi,Karena Tidak Mau Berzakat

Pontianak – Pada Malam ke 14 Bulan Ramadhan 1443 H/2022 M, Dr.H.Hamzah Tawil,M.Si, Pimpinan BAZNAS Kalbar memberikan kuliah tujuh menit (Kultum) di Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Dalam kultum yang disampaikannya tersebut, ia membahas tentang membangun kemandirian ummat melalui Zakat Infaq Sedekah (ZIS). Dalam Tausiyah Hamzah menyampaikan salah satu tokoh antagonis yang diabadikan dalam Al-Qur’an adalah seorang hartawan bernama Qarun. Tokoh ini  disebut sebanyak empat kali. Di Surah Al-Qashash: 76 dan 78, Al-Ankabut: 39, Al-Mu’min:24. Qarun adalah lambang kekuasaan seorang yang kaya raya, merupakan simbol kapitalis tulen zaman Fir’aun. Awalnya Qarun seorang yang miskin dan anaknya banyak, kemudian meminta Nabi Musa mendoakan menjadi kaya, dan doa Nabi Musa dikabulkan Allah, dan menjadi Kaya Raya.

Al-Quran menyebutkan bahwa Qarun adalah kaum Musa yang diberi kekayaan yang melimpah. Bahkan, Ibnu Katsir mencatat beberapa riwayat status Qarun ternyata masih kerabat Musa bin Imran as. Dia adalah putra dari paman kandung Musa. Ayahnya bernama Yashura bin Qahits, sedangkan ayah Musa adalah Imran bin Qahits.

Selain sombong, dia juga terkenal bakhil. Dia menentang Nabi Musa,  “Saat Allah SWT memberi perintah Musa agar mengeluarkan zakat, ia berkata kepada Qarun, Sesungguhnya Allah memberi wahyu agar memerintahkanmu mengeluarkan zakat dari hartamu. Berilah lima dirham dari setiap dua ratus dirham.”

Namun Qarun tidak menerima perintah Musa. Putra Imran memberi keringanan agar mengeluarkan zakat satu dirham dari setiap seratus dirham. Qarun tetap menolaknya. Bumi  menelan Qarun dan pengikutnya, kehancuran Qarun sebab tiga perkara: cinta dunia, enggan berzakat, dan memfitnah Nabi Allah, Musa. (Alif.id).

Hamzah menghimbau Di penghujung Ramadhan ini, detik-detik yang terbaik untuk beribadah, termasuk ibadah harta dengan menunaikan zakat bagi yang sudah memenuhi syarat, atau minimal berinfak dan bersedekah. Selain amal kita akan dilipatgandakan pahalanya, harus diketahui bahwa amal itu yang dihitung dan dinilai adalah penghujung, sekaligus sebagai tanda kesempurnaan sebuah amal.

Dengan berzakat kita membantu saudara-saudara kita yang hidup dalam kekurangan, para fakir dan miskin. Tentu dengan pembayaran zakat secara tepat akan mensejahterakan ummat, dengan program-program pemberdayaan ekonomi, akan membuat para mustahik menjadi munfiq atau muzakki, dan akan menumbuhkan kemandirian ummat. Tegas Hamzah Tawil yg juga Dosen tetap UNU Kalbar. Pada Kesempatan itu sholat Isya, tarawih, dan witir diimami oleh Syekh Muhammad Jamil dari Madinah.dan dihadiri Wakil Bupati Mempawah H. Muhammad Pagi, S.HI, MM.