Liputan6.com, Garut – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggulirkan program ‘Lumbung Pangan’ di daerah miskin wilayah Garut, Jawa Barat, melalui zakat yang mereka berikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Mereka berharap mampu menghasilkan para muzaki (pemberi zakat) baru.
“Kami bersyukur para petani di Mulyajaya ini amanah sehingga dana zakat yang kita gulirkan bisa panen dengan cukup baik (melimpah),” ujar Rizaludin Kurniawan, salah satu pimpinan BAZNAS RI, di sela-sela panen raya jagung di Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Garut, Kamis (8/6/2023).
Menurutnya, program lumbung pangan merupakan ikhtiar pemerintah untuk menghasilkan cluster baru ekonomi dari dana zakat yang digulirkan, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.
“Dan sekarang juga sudah, jadi setiap panen mereka mengeluarkan zakat dan itu zakatnya ditampung BAZNAS Garut,” kata dia.
Dalam prakteknya, seluruh kelompok tani yang tergabung dalam program pemberdayaan lumbung pangan ini, mendapatkan bantuan permodalan dari zakat yang dihimpun dari masyarakat.
“Bantuan dana ini sebenarnya hampir total Rp 1 miliar, tetapi kita tidak memberikan uang langsung, jadi kita memberikan bibit, memberikan pendampingan, memberikan pelatihan full,” lanjutnya.
Selama pemberdayaan program lumbung pangan berlangsung, mereka mendapatkan pendampingan usaha, termasuk pelatihan yang diberikan penyuluhan pertanian yang diberikan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Garut.
“Dan juga saya tentu mengucapkan terima kasih pak bupati, pak wakil, dan juga dinas pertanian yang terus mendampingi,” ujar dia.
Bahkan untuk memastikan nilai jual seluruh hasil panen jagung yang dihasilkan petani binaan, BAZNAS RI sengaja menggandeng offtaker dengan harga acuan lebih baik.
“Jadi alhamdulillah petani tidak pusing untuk menjual dan harganya juga adalah harga yang bagus,” kata dia.
Selain Garut ujar dia, program lumbung pangan ini mulai diterapkan di beberapa daerah lain seperti Lampung, Jawa Tengah, hingga Gorontalo. “Tapi panen ini dan saya kira untuk sementara ini yang paling baik di Garut ini dibanding provinsi lain,” ujar dia bangga.
Dengan upaya itu, Ia berharap mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menghasilkan lebih banyak muzaki baru dalam menopang perekonomian negara. “Nah itu yang disebut zakat sickle, dari muzaki mustahik, dan dari mustahik menjadi muzakki,” kata dia.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengapresiasi program itu. Menurutnya, program pemberdayaan lumbung pangan dengan menanam jagung varietas R7 pabrikan PT Restu Agropro Jayamas (RAJA), di beberapa titik lahan area seluas 50 hektar kawasan miskin seperti desa Mulyajaya, langsung memberikan dampak signifikan bagi warga.
“Jagung ini bisa tiga kali (panen) dalam setahun, dan tentu ini bisa menghasilkan optimum untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin di sini,” kata dia.
Dengan produktivitas rataan sebanyak 7 ton lebih per hektar sekali panen, setiap kelompok tani jagung bakal mendapatkan pendapatan hingga Rp 100 juta per tahun dengan masa tanam hingga tiga kali setahun. “Ini akan meningkatkan pendapatan lebih dari 2,5 juta per-kepala keluarga,” ujarnya.
Selain Mulayajaya, Rudy berharap kegiatan serupa bisa digelar lebih banyak lagi di Garut, sehingga mampu meningkatkan taraf kesejahteraan warga lebih baik melalui modal zakat yang digulirkan BAZNAS.
“Hasilnya mereka jual dengan harga yang baik, setelah itu dilakukan lagi penanaman kembali dengan menggunakan uang itu dan diawasi, lebihnya mah diambil silahkan untuk mereka hidup dengan keluarganya,” ujar dia bangga