Pontianak – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan kegiatan Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah Untuk Kemandirian Umat Islam di Kalimantan Barat pada hari Sabtu, (17/06/2023). Kegiatan tersebut turut dihadiri peserta dari siswa/i SMA/Sederajat se-kota Pontianak dan Kubu Raya, yang terdiri dari SMK Muhammadiyah 1, MAN 1 Pontianak, MAN 2 Pontianak, MAN 3 Pontianak, SMAS Hidayatul Muhsinin, SMAN 8 Pontianak, SMAN 1 Sungai Raya, SMAN 2 Pontianak, SMA 3 Sungai Kakap dan SMKN 3 Pontianak.
Sesuai dengan Imam Malik, generasi akhir umat itu tidak akan baik apabila tidak mengikuti konsep umat terdahulu, baik dalam tahapan Rasulullah, Syahadat, Shalat, Zakat dan Sedekah. Adab tentang harta, dan syahadat yang berdimensi dengan keuangan menjadi latar belakang filosofi diadakannya Program Santri Amil.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Provinsi Kalimantan Barat, Dr. H. Hamzah Tawil, M.Si memberikan tanggapan pada kegiatan tersebut, ia mengungkapkan bahwa kegiatan santri amil ini sebagai edukasi dan pengenalan zakat sejak dini
“Dengan adanya kegiatan ini, siswa/i akan memahami apa itu amil, bagaimana cara menyerahkan zakat dan bagaimana cara menerima zakat, jadi literasi zakat di kalangan anak -anak siswa siswi lebih diketahui sejak umur dini,” ujar Hamzah.
Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan sifat saling berbagi kepada sesama sejak dini kepada para siswa/i, sebagai bentuk karakter yang harus dibangun dalam kehidupan beragama.
“Kita berharap juga setelah ini Sekolah atau UPZ dapat melakukan praktek langsung misalnya pada saat Bulan Ramadhan dapat melakukan praktek zakat fitrah siswa/i di sekolah, mereka juga menyerahkan dan mereka juga yang menerima serta ikut mendistribusikannya, kita juga tekankan sedekah dari hari ke hari, 2 ribu rupiah per jum’at untuk membangun basisnya, jadi intinya kita harapkan santri amil ini juga menjadi duta zakat di keluarga untuk menyampaikan arti penting zakat, arti penting berbagi dan seterusnya,” harapnya.
Dalam kesempatan itu juga, Ketua BAZNAS Provinsi Kalimantan Barat, Uray M. Amin, S.T. menghadiri kegiatan tersebut sebagai pemateri yang menyampaikan tentang pentingnya amil dalam dakwah zakat sedekah, bahwa zakat dan sedekah harus melalui amil, sedangkan infaq dilakukan secara individual atau eksekusi secara langsung.
“Pemahaman zakat ini harus komprehensif, dari bawah sampai ke atas, pemahaman zakat dan sedekah masing-masing usia baik itu dibawah maupun diatas 40 tahun terlebih lagi siswa yang masih sekolah dan di pondok belum tentu memiliki pemahaman zakat dan sedekah yang sama,” ujar UMA.
Ia juga menyampaikan bahwa pemahaman tersebut harus disampaikan kepada generasi-generasi kita, sebagai bentuk keberlangsungan untuk syiar tentang pentingnya amil dalam berdakwah zakat sedekah.
“Dengan pemahaman yang mereka miliki minimal mereka dapat membantu di Basis dan teritorialnya, dalam hal ini yaitu UPZ dan di lingkungan rumahnya, bahwa infaq dilakukan secara individual sedangkan zakat dan sedekah melalui amil, keberlangsungan inilah yang harus kita jaga.
Begitu pula yang diungkapkan salah satu siswa dari peserta Santri Amil, menurutnya kegiatannya tersebut menyenangkan, penyampaian materi yang mudah untuk dipahami.
“Pemateri yang asik dan dibawa dengan santai tetapi harus tetap fokus dan serius yang membuat semangat dalam kegiatan ini,” ujar Lahu Muhammad Syaifudin, salah satu siswa dari MAN 3 Pontianak