PONTIANAK, SP – Kepala Biro Kesra Pemprov Kalbar, Ir. Mulyadi, M.Si, PPIHD Prov. Kalbar menyambut kedatangan Jemaah Haji Kloter 21 asal Kota Pontianak di Hotel Orchadz Perdana Pontianak pada Senin malam, (15/7/2024).
Dalam sambutannya, Mulyadi mengimbau para jemaah untuk menjaga kemabruran hajinya dengan meningkatkan amal ibadah sebagaimana yang dilakukan saat berada di tanah suci Mekkah dan Madinah. Ia menekankan pentingnya mempertahankan semangat ibadah yang telah diperoleh selama di tanah suci.
Jemaah Haji Kalbar kloter 21 flight 2 terdiri dari 187 orang asal Kota Pontianak, ditambah satu orang dari KBIHU Pontianak. Acara penyambutan berlangsung dengan khidmat dan penuh rasa syukur atas kepulangan jemaah dalam keadaan sehat dan selamat.
Mulyadi menekankan pentingnya memakmurkan masjid sebagai salah satu cara menjaga kemabruran haji. Ia mendorong para jemaah untuk aktif dalam kegiatan masjid, seperti sholat berjamaah dan kegiatan sosial lainnya, yang selama ini mereka lakukan di Mekkah dan Madinah. Ia juga mengajak jemaah untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia melalui infak dan sedekah, yang membantu mempertahankan kemabruran haji.
Lebih lanjut, Mulyadi mengajak seluruh jemaah untuk meningkatkan kepedulian sosial dengan berinfaq dan bershadaqah, serta menjadi teladan dalam ibadah dan interaksi sosial. Menurutnya, tindakan-tindakan tersebut dapat membantu menjaga kemabruran haji dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Acara penyambutan ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ust. H. Lukmanul Hakim seraya memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT bagi seluruh jemaah haji dan agar mereka bertemu keluarga dalam keadaan sehat walafiat.
Atas nama PPIHD Provinsi Kalbar, Mulyadi menyerahkan Jemaah Haji kepada PPIHD Kota Pontianak. Ia juga menyampaikan terima kasih atas kepuasan yang dirasakan oleh hampir seluruh jemaah terhadap layanan penyelenggaraan ibadah haji.
Namun, atas nama PPIHD Provinsi Kalimantan Barat, ia juga menyampaikan permohonan maaf atas segala ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh para jemaah selama pelaksanaan ibadah haji. (*)